Translate

Selasa, 05 Maret 2013

Inilah Alasan Mengapa Bung Karno Harus Disingkirkan


Pada 1961-an, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak oleh asing di Indonesia. Sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing menjadi jatah pemerintah. Kebanyakan pemodal asing gerah dengan peraturan itu.

Menurut sejarawan Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri. Asvi menuturkan sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.
http://www.memobee.com/images.php?param=q5iy71dG%2FKBrq%2F0Mj0IWtEIIXeNVIRqSTLnOdEJmNpfmmn35k1EQ6ACPokuwUKfKSdpBV%2BC1SiuxzfkIteocp%2FFGY%2BU%2F9%2Fkwu9GEiAuyVAKt0OQ13ayMQyJ3lFGCEGhqb2hAuCYqynKMz68263nXPQ%3D%3D

Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu. “Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.

Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus. “Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.

Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain. 

Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara. Namun, Asvi menjelaskan usaha pihak luar ingin mendongkel kekuasaan Soekarno tidak kalah kuat.

Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport dterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis pada awal November 1965, Langbourne Williams, ketua dewan direktur Freeport, menghubungi direktur Freeport, Forbes Wilson. 

Williams menanyakan apakah Freeport sudah siap melakukan eksploitasi di Papua. Wilson hampir tidak percaya mendengar pertanyaan itu. Dia berpikir Freeport akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa. 


Setahun sebelumnya, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa. Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan dalam waktu dekat Indonesia akan beralih ke Barat.

Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis. Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia, setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan.

Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa.Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua. 

Sedangkan dalam telegram berkode Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, menyatakan ada pertemuan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat bila Presiden Soekarno meninggal.

Kelompok dipimpin Jenderal Soeharto bergerak lebih jauh dari rencana itu. Soeharto mendesak Angkatan Darat segera mengambil alih kekuasaan tanpa perlu menunggu Presiden Soekarno berhalangan.

Setelah peristiwa 30 September 1965, keadaan negara berubah total. Usaha Freeport masuk ke Indonesia semakin mudah. Sebagai bukti adalah pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967. Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.

Bukan saja menjadi lembek, bahkan Indonesia menjadi sangat tergantung terhadap Amerika. “Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis yang konon bantuannya itu dengan senjata,” tutur Asvi.
 

Jumat, 01 Maret 2013

Freeport Kuasai Dua Gunung Emas di Pap


Perusahaan pertambangan emas terbesar di dunia, Freeport McMoran Copper & Gold Inc dengan anak perusahaan diantaranya PT Freeport Indonesia (PTFI), ternyata sejak 1991 secara resmi menguasai dua gunung emas, yakni Gunung emas Ersberg dan Grasberg, semuanya di Kabupaten Mimika, Propinsi Papua. Padahal sejak 1967, dimana pertama kali ditandatanggani perjanjian kontrak karya antara rezim Orde Baru dengan Freeport, perusahann pertambangan emas milik AS itu hanya menguasai Gunug emas Ersberg saja.  Namun hasil dari kedua gunung emas itu tidak hanya emas saja tetapi ada hasil sampingan lain yang tidak kalah berharganya seperti tembaga, perak bahkan uranium.

Kepada Suara Islam Online seusai pembukaan Jakarta Investasi Forum 2010 di Balai Kartini Jakarta (30/9), Kepala BKPM Propinsi Papua, Purnomo mengakui perjanjian kontrak karya yang dibuat pemerintah Indonesia dengan PT Freeport tahun 1991 lalu sebenarnya bukan perjanjian untuk memperpanjang masa kontrak karya selama 30 tahun sejak 1967 yang akan berakhir pada 1997 untuk mengeksplorasi emas di Gunung Ersberg, tetapi perjanjian kontrak karya baru untuk mengeksplorasi emas di Gunung Grasberg, dekat Ersberg.

“Pada tahun 1991 dibuat lagi perjanjian antara pemerintah Pusat dengan  PT Freeport Indonesia. Tetapi sebetulnya itu bukan perjanjian untuk memperpanjang kontrak karya pertambangan emas di Gunung Ersbers yang akan segera berakhir, tetapi sesungguhnya perjanjian pertambangan baru untuk mengeksplorasi emas di Gunung Garsberg,” ungkapnya.

Mengenai bagi hasil untuk pemerintah Indonesia sangat kecil hanya 1 persen sedangkan yang 99 persen milik Freeport, Purnomo mengakui itu bukan kesalahan Freeport, sebab perjanjiannya memang demikian. Kalau bagian pemerintah ingin dinaikkan, ya harus merubah perjanjian terlebih dahulu.

Namun diakuinya, memang terjadi ketidakadilan oleh Freeport yang telah berubah menjadi perusahaan raksasa pertambangan emas terkaya sekaligus terbesar di dunia, dimana sahamnya diperjualbelikan di New York Stock Exchange (NYSE). Sebab penduduk Papua sendiri ternyata hingga sekarang masih dililit kemiskinan dan hanya menyaksikan gemerlapan Freeport yang mengeruk kekayaan emas mereka untuk diboyong ke AS dan membuat negara penjajah Afghanistan dan Irak itu menjadi kaya raya. 

Padahal sejak 1967, Freeport hanya memiliki hak izin pertambangan seluas 30 Km persegi. Namun sejak 1989, diperluas menjadi 25.000 Km persegi dengan hak penambangan eksklusif selama 30 tahun dan dapat diperpanjang. Hingga kini pemerintah Indonesia hanya mendapatkan pemasukan pajak dari Freeport sebesar Rp 30 miliar pertahun, sedangkan pembagian hasilnya hanya 1 persen dan sisanya milik Freeport. Sedangkan Freeport sendiri tidak ikut bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan hidup termasuk pembuangan jutaan ton tailing (limbah tambang emas) di berbagai sungai di Mimika, sebagai dampak dari proyek pertambangan emas, perak, tembaga bahkan ditengarai juga menghasilkan uranium tersebut. Namun hingga sekarang PT Freeport Indonesia belum mengakui kalau secara diam-diam juga menambang uranium dari Papua. (Abdul Halim) 

Kisah Kapal Selam Hiu Kencana (II)

Kisah menakjubkan Kapal Selam Indonesia : Pernah mendengar nggak kapal selam tampa anti radar bisa tidak terdeteksi radar canggih , nah hanya indonesia lah yang bisa


 Kisah Kapal Selam Hiu Kencana (II)


semua kisah ini merupakan kisah asli yang dituturkan para saksi sebagaimana ditulis dalam 
buku 50 Tahun
 Pengabdian Hiu Kencana 1959 - 2009.

  • Tugas Rahasia ke Pakistan

Menjelang HUT Angkatan Perang RI Tanggal 5 Oktober 1965, sebagian kapal besar kapal-kapal
 perang RI berkumpul di Tanjung Priok, termasuk beberapa kapal selam, saya mendapa
t tugas sebagai komandan divisi kapal selam. Semula HUT akan dilaksanakan dengan meria
h namun karena aa peristiwa G 30 S maka acara pun dibatalkan.Hampir semua kapal perang
 kembali ke pangkalan Surabaya.

Begitu kapal merapat di dermaga kapal selam ujung, saya bersama kapten RM Handogo
 mendapat perintah segera ke jakarta untuk menghadap Komodor L.M Abdulkadir, sampai d
i Jakarta dijemput langsung oleh Komodor L.M Abdulkadir beliau membawa sendiri toyot
a hardtop dan membawa kami ke gedung Gita Bahari, Kami dipertemukan dengan dua oran
g yang belum kami kenal.

Pada pertemuan di gedung Gita Bahari itu saya dan Kapten Handogo mendapat tugas sebag
ai pimpinan RI Nagarangsang dan RI Bramasta untuk membawa kapal tersebut ke Karach
 yang waktu itu masih ibukota Pakistan. Perintah Pak Kadir waktu itu :
  • Tugas ini Rahasia 
  • Tarik haluan ke Karachi, hindari jalur pelayaran kapal - kapal niaga
  • Anak buah tidak boleh tahu tujuan kapal selanjutnya dalam surat menyurat dari
  •  rumah menggunakan alamat konjen kasel, sedangkan dari kapal harus dikumpulka
  • n pada komandan kapal.
Sementara kami di Jakarta, Di Surabaya kedua kapal sudah di siap tempurkan lengkap denga
n personilnya, Sesampai di Surabaya ternyata saya ditunjuk sebagai komandan RI Nagarangsang
 sedangkan RI bramastha di komandani Kapten Pelaut Yasin Sudirjo, Kapten pelaut Handogo
 ternyata ditunjuk sebagai kepala staf gugus tugas X. Ternyata gugus tugas X yang dibentuk 
sebagai tugas latihan tersebut, tugas utamanya adalah untuk membantu negara Pakistan yang
 sedang di serang India, serta merendam perang yang waktu itu sedang berlangsung.

  • Pelayaran Jakarta Karachi

Setelah RI Nagarangsang dan RI Bramastha siap tempur, kapal diberangkatkan dari Surabaya
 menuju Jakarta. Sebelum bertolak ke Karachi ada dua perwira angkatan laut Pakistan yan
g ikut sebagai liaison officer, Mayor Yastur Malik untuk RI Nagarangsang sedangkan Kapten
 M.Sultan untuk RI Bramasta (kelak Mayor Yastur Malik diangkat sebagai KSAL Pakistan Navy
 dan Kapten M.Sultan menjadi KSAL Bangladesh Navy).  

Tanggal 17 oktober 1965 kapal bertolak menuju Karachi. Lepas selat Sunda kapal dikemudikan
 ke arah 270 derajat menyusur barat Sumatera. Garis haluan menerobos kepulauan maldiv,
 Lepas dari kepulauan maldiv garis haluan ditarik ke pantai Persia untuk menjauhi India kurang 
lebih 300 mil, kemudian setelah jarak dari pantai Iran 50 mil haluan kapal ditarik menuju Karachi, 
Pakistan.

Pertengahan bulan November 1965 kapal merapat di Pakistan Navy Naval Base, suasana peran
g tiidak terlalu terasa karena sedang terjadi gencatan senjata. Latihan militer perang dengan 
AL Pakistan dilaksanakan beberapa kali setelah kapal roket ALRI datang, kami menggunaka
n prosedur royal navy sebagaimana AL India. Lokasi latihan di lepas pantai Pakistan yan
g berbatasan dengan India, latihan melibatkan 2 kapal selam dan dua kapal roket cepat
 ALRI dari ALRI sedangkan AL pakistan menggunakan satu kapal selam serta dua destroyer.

  • Kegiatan yang lain-lain

Sebelum kapal melakukan latihan dengan AL Pakistan, kapal mengalami beberapa kerusaka
n antara lain radio DK maka diputuskan kapal melakukan perbaikan besar dulu dan menunggu
 kiriman dari Indonesia, sambil menunggu kapal selesai diperbaiki, kami memanfaatkan waktu
 untuk melakukan kunjungan - kunjungan kehormatan, tak dapat dipungkiri sepanjang jalan 
banyak poster - poster Presiden Soekarno yang dijual dan banyak yang menyanjung bantuan 
kami.
RI Pasopati di Museum, Surabaya















Saat latihan dengan AL pakistan mereka sama sekali tidak bisa mendeteksi keberadaan kami,
 pengalaman yang sama dikemudian hari saya dapatkan ketika berlatih dengan AL Australia
 saat saya mengomandani RI Pasopati.  

Sebagian kelasi kami bahkan berkelakar kalo kapal rusia tahan sonar, tapi masa iya? mungkin ada
 lapisan air laut yang dinamakan layer yang membuat pantulan sonar memantul kembali. Tap
i bagaimana pun itu membuat kami bangga, di samping itu dalam tugas ini juru sonar kami
 mendapat pengalaman baru yaitu mengenali suara baling - baling kapal Inggris.

  • Patroli bersama Malaysia

Tahun 1974 GUSPURLA (Gugus Tempur Laut) ALRI mendapat perintah dari Mabes ABRI
 untuk operasi pengamanan Selat Malaka bekerja sama dengan TLDM (Tentera Laut Diraja
 Malaysia), dalam Gugus Tempur tersebut terdapat KS RI Pasopati dengan komandan Kapte
n (P) Soentoro dengan Komandan Guspurla Laksamana Pertama Mardiono.  

Pada saat pembicaraan Rencana Operasi dengan perwira TLDM di Belawan, Medan mereka sudah
 tidak suka ada unsur Kapal Selam yang ikut dalam operasi itu "untuk apa...!?"kata mereka.

Mungkin mereka khawatir KS kita bisa dengan mudah menyelinap kedaerah mereka karena
 dalam rencana operasi tsb setiap armada tempur masing-masing negara berpatroli d
i wilayahnya masing masing setelah itu baru berkumpul disuatu titik kumpul dan berkonvo
i masuk ke Penang, Malaysia pada etape I dan Sabang, Indonesia pada etape II.  

Dengan penolakan secara tidak etis tsb komandan KS RI Pasopati merasa panas, tetapi
 diredakan oleh Dan Guspurla demi persahabatan kedua negara, tapi diam - diam Komandan
 KS ingin memberi pelajaran kepada TLDM.

Pada etape I setelah selesai berpatroli maka semua kapal perang berkumpul di titik kumpul
 dan berkonvoi menuju Penang ... dan menjelang pintu masuk pelabuhan Penang, tiba - tiba
 KS RI Pasopati sudah muncul dulu disana dan membuat panik rombongan konvoi yang dipimpin
 oleh TLDM. Hal tersebut membuat kesal Panglima TLDM Kolonel Laut Sidiq dan berkata KS tida
k usah ikut campur urusan patroli dan agar keluar dari formasi dan area patroli.
 KS RI Pasopati mendekati kapal TLDM
Pada etape II KS KRI Pasopati kelakukan free hunting (tidak mengikuti) pola patroli tetapi bebas
 menentukan sasaran sendiri dan setelah selesai seluruh kapal berpatroli masuk ke pelabuhan
 Sabang. Di sini awak KS KRI Pasopati ingin memberikan kejutan dan sekedar pamer kepada
 TLDM. Dengan ketelitian yang tinggi KS masuk alur pelabuhan dengan cara menyelam padahal
 kedalam alur pelabuhan hanya 20m, dari periskop terlihat awak Kapal TLDM jenis LST yan
g menjadi kapal komando tidak menyadari disekati oleh KS secara diam diam dan ... setelah
 tinggal jarak beberapa meter dari lambung kapal mereka ... 

Muncullah dengan tiba-tiba KS RI Pasopati dan membunyikan gauk (sirine) tanda kedatangan
 mereka ... maka gemparlah pelabuhan Sabang terutama awak kapal TLDM yang kapalnya
 sudah ditempel sama KS RI Pasopati.  

Malamnya Komandan Guspurla datang kepada Komandan KS RI Pasopati dan menyalaminya samb
il tersenyum dan berkata "Jangan Sembrono lagi ya...", dijawab "Siap Laksamana".... 
  • Bikin marah komandan fregat RAN

Tahun 1975 diadakan latihan anti kapal selam antara ALRI dengan RAN (Royal Australian Navy)
 sehubungan dengan muhibah fregat RAN ke Surabaya.  
Area latihan dilakukan di selat Madura sebelah utara Pulau Bali dengan area latihan sebesar
 10 Mil persegi, sebagai sasaran adalah KRI Pasopati dan yang mengejar adalah fregat kapal 
ALRI dan RAN.

Dalam latihan, kedua fregat tidak dapat mendeteksi KS kita, jadi mereka membom laut (denga
n bom latihan) secara membabi buta, padahal di bawah laut awak KS kita tertawa-tawa karena
 mereka tepat berada dibawah lunas fregat RAN. 

LO (Liaison Officer) dari ALRI yang ditempatkan di fregat RAN Letkol Laut (P) Saeran melihat
 komandan fregat RAN marah dan complain bahwa KS kita sebenarnya tidak ada disitu tapi 
sudah pulang ke pangkalan karena alat deteksi kapal RAN yang sudah canggih pada jama
n itu tidak bisa menemukan KS kita di area yang cukup sempit itu. Tapi kemudian dijawab
 dengan perintah KS agar timbul kepermukaan dan dengan sekejap KRI Pasopati sudah muncu
l dekat fregat RAN ... Ketika balik kepangkalan dan berlayar dipermukaan masih terdenga
r "ping" dari sonar fregat RAN rupanya masih penasaran mereka...kenapa KS RI Pasopati
 bisa menghindari Sonar mereka.

  • Operasi Seroja

Ini cerita waktu Operasi Seroja, integrasi Timtim antara 26 Feb 1976 s/d 26 Mar 1976. Pada
 saat itu KS RI Pasopati sedang menyelam di pantai utara dekat kota Baucau, tiba - tib
a ada laporan dari Juru Sonar ada suara baling-baling mendekat ke KS kita, untuk itu
 komandan kapal memerintahkan KS naik ke kedalaman periskop dan mengintip cakrawala,
 ternyata cakrawala bersih tanpa ada satu kapalpun disana.  

"Juru sonar, berapa baringan dan kecepatan?" tanya komandan. "Baringan 040 kecepata
n
 10 knots ... ndan" jawab juru sonar. Komandan mengecek lagi arah itu tidak terdapat kapal 
disitu. Komandan mengambil kesimpulan itu adalah KS asing yang mendekat. Untuk itu
 secara diam-diam peran tempur disiapkan di KS kita dan haluan kapal diubah menyongsong 
arah KS asing itu.

"Siapkan torpedo untuk ditembakkan" perintah komandan, tetapi tiba-tiba Juru sonar berkata
 "Baringan 000, suara menjauh, kecepatan 30 knots!"

Ternyata KS itu menjauh tidak mau berkonfrontasi dengan KS kita diperairan Timtim ... dar
i hasil analisa kemungkinan KS itu adalah KS USN milik Armada VII karena kecepatannya cukup
 tinggi 30 knots dan diketahui hanya mereka yang KS-nya bisa secepat itu pada masa itu...
 
  • Pernah bertemu di Pasifik?

Pada tahun 1978 saya diangkat menjadi Athan (Atase Pertahanan) RI untuk Iran yang
 berkedudukan di Teheran, alkisah pada suatu resepsi kemiliteran saya dan isteri hadir sebaga
i undangan , dan begitu pula dengan Athan dari Negara lainnya, saya mengenakan dinner
 jacket lengkap beserta tanda jasa dan tak lupa brevet Hiu Kencana yang saya banggakan.

Tampak asyik berkumpul para Athan dari USSR, USA, Jepang, dan Belanda. Sayapun
 bergabung dengan mereka. rupanya mathan USA matanya jeli menangkap kilatan brevet
 Hiu Kencana yang saya pakai, tampak dia mencolek Athan Belanda yang aku lupa namany
a sebut saja si jan(yan),“yan, kau pernah bertemu santo di pasifik kan?”

Sudah menjadi kebiasaan orang barat bila sudah merasa dekat akan menyapa dengan nama
 panggilannya saja tanpa embel2 apapun, spontan saya menjawab
“ya , si yan pernah mengirim roti saat itu tapi rotinya gak sampai”.

Saya mengetahui itu karena saya mengetahui bahwa si yan adalah komandan kapal frega
t Belanda yang menjatuhkan bom laut pada kami (RI Nagabanda) tapi tidak tepat sasaran
, sedangkan kami harus terus menerus menyelam selama 36 jam, bahkan salah satu kelas
i kami berkelakar pada saya, "tenang saja pak , komandan kapal diatas (fregat Belanda) itu
 teman komandan kita saat di Belanda”.
Ya, memang komandan kapal kami adalah alumnus AAL (Akademi Angkatan Laut) nya belanda
, tapi beda angkatan dengan komandan kapal fregat itu. Tidak dapat dipungkiri kehadira
 kapal selam RI waktu itu terasa sebagai efek deterrence yang sangat hebat, apalagi 6 kap
al selam yang baru dilengkapi torpedo SUT (homing torpedo) yang tercanggih di jamannya suda
h di siagakan di lapis kedua atau lingkar dalam yang sewaktu - waktu dapat di perintahkan 
bergerak.
  • Armada VII USN

Dulu ada Armada VII USN (United State Navy) yang mau lewat selat Sunda tapi tanpa
 permisi, pas kehadirannya sudah diketahui oleh gugus tempur selam di wilayah itu sekitar sela
t Sunda ... lalu diberi peringatan radio ... tapi tetap sombong dan acuh saja ... lalu setelah ad
a perintah dari pejabat berwenang yang tertinggi dalam hal ini ... dengan perintah 
..."Lakukanlah segala sesuatu yang menurut kalian adalah benar, demi menjaga kehormatan
 NKRI (Negara Kedaulatan Republik Indonesia), semuanya terserah kalian!"...

Lalu setelah beberapa saat kontak tidak ditanggapi ... KS RI melakukan jibaku (dengan
 maksud untuk mendekati, mau mengawal biar tidak macam - macam, tetapi ternyata terja
di kepanikan di kapal induk Armada VII USN) ... pergerakan KS yg semakin mendekat kap
al induk dan mematikan sinyal radio ... sangat menggentarkan mereka ...karena dipikirnya kapa
l induk akan ditubrukan secara frontal oleh KS RI tersebut ... pada detik - detik kritis kapal indu
k Armada VII berserta rombongan pengawalan berbalik arah putar haluan tidak jadi lewat sela
t Sunda tapi ambil arah ke Australia ... akhirnya semua crew KS RI berteriak "Hore ... kita
 menang ... Jalesveva Jaya Mahe...Jayalah Negeriku Indonesia Dilaut"!!!.

Memang benar ini adalah pengalaman mendebarkan dan membanggakan dengan manuver nekad 
anggota crew Hiu Kencana KS RI dengan berbaliknya Armada VII Amerika, maka kemenangan
 politis ada pada negara kita RI tercinta, setelah itu kalo tidak salah komandan crew
 mendapat anugrah bintang sakti!!! .


“ Sekali menyelam, maju terus – tiada jalan untuk timbul sebelum menang. Tabah
 Sampai Akhir “ Bagian pidato Presiden Soekarno di atas kapal selam RI Tjandrasa pada 
6 Oktober 1966 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta.

Mereka bertugas dalam senyap jauh dari publikasi … Wira Ananta 

sumber
 http://hyleaks.blogspot.com/2012/11/kisah-menakjubkan-kapal-selam-indonesia.html

Freeport , CIA dan Suharto Dalang Yang Menjatuhkan SOEKARNO

Banyak yang bilang bahwa mereka - mereka sudah tahu banyak tentang sejarah indonesia , tapi tahu kah anda kalau mereka tahu sejarah bukan berdasarkan reality yang ada karena mereka hanya tahu sejarah lewat buku buku sejarah yang ada

Biar anda tahu saja , bahwa buku buku sejarah sekarang banyak yang sudah mengaalami rekontuksi buatan yang sengaja di bah alur cerita nya agar orang-orang indonesia sekarang tidak tahu sejarah negara nya

Banyak sejarah sejarah yang kelam dalam indonesia , tapi sayang semua itu sengaja di hapus oleh orang orang atas indonesia tapi itu semua juga tidak salah mereka , karena banyak kaum kaum elit atas dan pemerintahaan yang tidak tahu kita semua nya di kendalikan seperti boneka tali dan dipermainkan oleh negara negara adidaya dan zionis

maka dari itu Hyleaks hadir untuk membahas banyak hal hal yang ditutupi dalam dunia ini
sebenar dalam pembuatan artikel ini banyak judul judul besar yang ingin kami masuk kan
karena kami agen agen kami  telah mendapatkan banyak informasi gelap di dunia ini tapi saya dan rekan rekan hy leaks lain telah  setujuh untu membahas tentang Freeport , CIA dan Suharto Dalang Yang Menjatuhkan  SUKARNO

Banyak tidak tahu hal ini apalagi kenapa sampai sekarang pemerintahan masih bimbang untuk mengakusisi freeport dan siapa si yang dibalik freeport dan apa hubungan CIA dengan freeport , apa hubungan sukarna dan CIA dan juga mengapa mereka ingin menjatuhkan suharto serta ingin membunuh nya

info bersumber dari:
1. Diambil dari arsip negara indonesia khusus Badan Intelejen Negara "BIN" yang didapat agen hy leaks
2. Dokumen rahasia CIA dan Amerika yang dikutip dari WIKILEAKS
3. data dari realhistoryarchives.com



Lisa Pease, seorang penulis asal Amerika Serikat, membuat artikel menarik berjudul “JFK, Indonesia, CIA & Freeport Sulphur”. Artikel heboh ini dimuat dalam Majalah Probe, edisi Maret-April 1996. Kemudian, artikel ini disimpan di dalam National Archive di Washington DC, Amerika Serikat.
Paling menarik, dalam artikelnya Lisa Pease menulis penjarahan Freeport atas gunung emas di Papua sudah dimulai sejak tahun 1967. Namun, kiprah Freeport sendiri di Indonesia sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959. Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun selalu pula menemui kegagalan.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur Pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen.
Pada saat itu, Gruisen bercerita bahwa dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Mountain Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di Perpusatakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya.
Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pimpinan Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya di seluruh dunia. Kandungan biji tembaga yang ada di Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah.
Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survei dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi. Karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah.
Dari udara, tanah di sekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak! luar biasa.
Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama Gold Mountain, bukan Ersberg Mountain atau Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dan dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal.
Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur menekan kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.
Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat.
Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.
Ketika itu, sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.
Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pimpinan Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan.
Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kenndey merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.
Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil siap yang bertolak-belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.
Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C Long. Ia juga salah seorang anggota dewan direksi Freeport. Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia.
Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia.
Caltex, sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.
Augustus C Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C Long juga aktif di Presbysterian Hospital, New York di mana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.
Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pimpinan Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia dikenal sebagai masa yang paling krusial.
Lisa mendapakan data jika pada Maret 1965, Augustus C Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelijen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri.
Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu.

Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai “our local army friend”.

Salah satu bukti adalah sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21
Allen Dulles & John Foster (agen CIA ) telah berusaha mempengarui badan intelegen indonesia dan kedutaan indonesia di luar negri untuk ikut berpartisipas dalam mengkudeta dan membunuh soekaro , tidak lupa juga mereka membayar kelompok kelompok kecil militer indonesia untuk ikut berpatisipas ( kelompok tersebut di ketua suharto )
 
Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada kelompok Jenderal Suharto yang akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.
Setelah Soeharto berkuasa, maka Freeport dengan leluasa menjarah Gunung Ersberg yang disamping terkandung tembaga juga terdapat kandungan emas dan perak, bahkan terdapat kandungan uranium

Selain melalui militer CIA mencoba trik perang psikologis untuk mendiskreditkan Sukarno, seperti passing rumor bahwa ia telah tergoda oleh seorang pramugari Soviet. Untuk itu, Sheffield Edwards, Kepala Kantor CIA Keamanan, meminta Kepala Departemen Kepolisian Los Angeles untuk membantu dengan proyek film porno CIA itu membuat untuk melawan Sukarno, seolah-olah menunjukkan Sukarno dalam bertindak. Orang lain yang terlibat dalam upaya ini adalah Robert Maheu, dan Bing Crosby dan saudaranya.

akhir nya dengan bantuan CIA suharto dapat  menundukan soekarno , walaupun gagal untuk membunuh nya

dari sini pula sampai sekarang mengapa indonesia sulit untuk mengambil alih freeport
bahkan sampai sekarang yang membuat saya sindiri menangis yaitu kenapa indonesia yang berusaha mengadakan dan menanda tanngani perjajian
bukan freeport yang membaut perjanjian ke indonesia ini malah sebalik nya
bararti secara tidak langsung negara adidaya tersebut memandang indonesia lebih rendah dari pada sebuah perusahhan